ARROSYID.OR.ID – Desa Timbulsloko di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, bukan sekadar titik di peta Jawa Tengah. Desa ini telah menjelma menjadi simbol nyata dari kerentanan ekologis pesisir Indonesia.
Kombinasi penurunan muka tanah, abrasi pantai, serta banjir rob yang semakin parah telah menenggelamkan sebagian wilayah desa dan memaksa ribuan jiwa hidup dalam kondisi penuh keterbatasan.
Isu strategis di desa ini tidak hanya menyangkut soal teknis bencana lingkungan, melainkan juga menyangkut keberlangsungan sosial, budaya, dan eksistensi komunitas manusia yang berakar di tanahnya.
Dalam dua dekade terakhir, perubahan yang terjadi di Timbulsloko menunjukkan gambaran krisis iklim dalam skala lokal. Sawah-sawah produktif yang dulu menjadi tumpuan pangan dan penghidupan kini telah berubah menjadi lautan kecil akibat rob harian.
Jalan-jalan darat yang dulu menghubungkan dusun-dusun kini putus dan digantikan perahu sebagai sarana transportasi utama. Hilangnya akses darat bukan hanya soal logistik, melainkan juga terputusnya ikatan sosial-ekonomi dengan desa tetangga.
Namun begitu warga tetap membangun jalan, untuk akses saat rob tidak tinggi sehinga masih bisa digunakan untuk akses jalan. []